“The biggest room in the world is the room for improvement.” —Helmut Schmidt—
🔥🔥🔥
Sebuah dialog imajiner yang saya bayangkan. Obrolan para senior.
“Sudah berapa lama jadi relawan kang?”
“20 tahunan lah kang”
“Ora kang, pean mek dadi relawan setahun. tapi pean ulangi 20 tahun”
Betapa banyak dari kita yang mirip-mirip seperti dialog di atas. Kita sudah sangat lama menjadi relawan. Namun tidak ada pertumbuhan apapun dari diri kita yang layak dibanggakan.
Seringkali, sebagai relawan, kita terjebak dalam culture of contentment (budaya cepat puas). Merasa sudah senior. Merasa tidak perlu bertumbuh. Tidak perlu belajar lagi.
Namun setelah sekian tahun, kita baru sadar bahwa sebenarnya kita bisa melayani lebih banyak orang lagi. Seandainya dulu kita embrace challenge skala pelayanan baru.
Akan lebih beragam program layanan kita, seandainya dulu kita berani mempelajari hal-hal baru.
Akan lebih luas jaringan organisasi kita, seandainya dulu kita berani jalin kolaborasi dengan orang-orang baru.
Maka bertumbuhlah dengan 12 Arah Pertumbuhan
Coach Dr. Fahmi menyarankan diri kita untuk menantang diri sendiri dengan 12 arah pertumbuhan ini:
1. Panggung Baru (yang dihadiri)
2. Orang Baru (yang ditemui)
3. Manfaat Baru (yang ditebar)
4. Langkah Baru (yang diambil)
5. Tempat Baru (yang didatangi)
6. Gagasan Baru (yang dicoba)
7. Tujuan Baru (yang diinginkan)
8. Skala Baru (yang ditargetkan)
9. Bisnis Baru (yang dipelajari)
10. Keahlian Baru (yang dicoba) <– PENTING 🔥
11. Event Besar (yang dihadiri)
12. Kolaborasi Besar (yang diinisiasi)
Keluarlah dari comfort zone dan bertumbuhlah. Memang tidak mudah. Keki. Seret. Tapi dirimu akan menemukan banyak hal indah baru.
Selalu tanyakan pada diri kita. Setiap hari.
– Kemampuan baru apa yang akan saya pelajari hari ini?
– Pekerjaan besar apa yang akan saya tuntas-selesaikan hari ini?
– Perbaikan apa yang akan saya sempurnakan hari ini?
Selalulah belajar hal baru. Karena itulah yang akan membuatmu terus muda. Wahai anak muda.
Seperti kata Henry Ford, “Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to keep your mind young.”
Siapapun yang berhenti belajar adalah warga jompo, tidak peduli umurnya 20 atau 70 tahun. Siapapun yang tetap belajar selalu berjiwa muda.
Relawan Jangan Pernah Merasa Puas
Karena sajadah pelayanan, terbentang begitu luas. Jangan pernah puas.
Usai belajar ilmu kebencanaan. Oh ternyata harus tahu ilmu assesment. Oh ternyata assesment butuh ilmu fotografi/videografi yang mumpuni. Oh ternyata untuk melipatgandakan dampaknya harus tau ilmu filantropi. Oh ternyata memenangkan filantropi terbaru adalah dengan digital filantropi. Dan seterusnya…
Begitupun untuk para senior, yang ketika di lapangan sangat dihormati. Bahkan bila juniormu salim wolak-walik sekalipun. Jangan merasa sudah tinggi. Masih ada skala baru yang bisa kamu capai. Meskipun dirimu mengajari yang junior. Akan selalu ada ruang untuk bertumbuh. Tetaplah belajar.
Belajar bagaimana menularkan ilmu yang efektif, efisien dan mudah dipahami. Belajar mensupervisi tim dengan Radical Candor. Belajar Kepemimpinan dan Komunikasi. Belajar meluaskan pengaruh dan membangun jaringan organisasi.
Selalu Tantang Dirimu untuk Bertumbuh
Pada akhirnya, ingatlah bahwa tugasmu bukan hanya mengurusi kemanusiaan di Malang, Jawa Timur atau Indonesia. Mandat/SK-mu dari Tuhan, engkau diciptakan untuk mengurusi seluruh penjuru dunia. Makmurkan bumi.
“..Inni Jaa’ilum Fiil Ardhi Kholifah…” (QS. Al-Baqoroh : 30)
Bila skala pelayananmu belum sampai kesitu. Teruslah bertumbuh. Karena kelak dirimu akan ditanyai, sudahkah dirimu melaksanakan tugas sebagaimana maksud penciptaanmu.
Iqrok Wahyu Perdana
Koordinator KSATRIA Jatim
(Kesatuan Aksi Relawan Indonesia)
Divisi Desa Gemilang – NGG
(Nusantara Gilang Gemilang)
NB : Ini adalah tulisan pertama saya di website ini, sebagai Hello World!