Pentingnya Ilmu Assesment & Ilmu Mitigasi Bagi Setiap Relawan

Iqrok Wahyu Perdana

Kebencanaan

Khalid bin Walid, pedang Allah yang terhunus, demikian ia disebut. Konon kabarnya, ia panglima yang tidak pernah kalah dalam pertempuran. Bahkan, karir pertamanya di Perang Mu’tah ia hanya membawa 40.000 pasukan melawan 240.000 pasukan Romawi yang terlatih dengan persenjataan lengkap. Hasilnya?

Dengan kekuatan yang sangat jomplang, pertempuran berakhir seri. Sama-sama mundur. Dengan terhormat. Kaisar Romawi Timur meminta pasukannya mundur teratur.

Lantas, apa Rahasia Khalid bin Walid selalu menang dalam setiap pertempuran?

Pernah suatu kali ia ditanya. Apa sebab ia selalu menang. Ia sendiri tak pernah tinggi hati, dan setiap kemenangan selalu ia kembalikan sebagai takdir Allah.

Namun demikian ia sedikit berbagi. Katanya,”Setiap aku bepergian dan melewati lembah, aku selalu membayangkan bilamana 2 pasukan berhadapan, siapa yang akan menang dan bagaimana mereka memenangkan pertempuran”.

“Dan setiap aku bepergian, aku berbincang dengan masyarakat mengenai daerah mereka, hingga aku merasa lebih paham daripada mereka memahami daerah mereka sendiri”, pungkasnya.

Itulah Mitigasi & Itulah Assement

Dalam setiap bencana, akan selalu timbul kerugian-kerugian, baik harta maupun jiwa. Karena tidak pernah “dibayangkan” sebelumnya, disimulasikan, direncanakan bagaimana mengatasinya.

Dalam menerapkan mitigasi, Coach Dr. Fahmi pernah mengajarkan tentang Productive Paranoia sebagai bagian dari Ambisi Level 5. Yang menurut saya, masih cukup relevan diterapkan dalam dunia mitigasi.

Jangan-jangan, belum cukup aman…
Jangan-jangan, ada celah lain…
Jangan-jangan, ada potensi bencana sekunder…

Peristiwa Banjir Bandang atau Lahar Dingin Semeru (6/9/2023) yang bahkan meluluh lantakkan 5 jembatan sekaligus. Adalah bagian dari celah mitigasi yang “tak dinyana” sebelumnya, karena kita tidak menerapkan _productive paranoia_ dalam mitigasi.

Prepare for the worst case. Begitu istilahnya. Setiap relawan harus punya mindset seperti ini.

Berikutnya daerah Rowobaung. Yang dari namanya saja, sudah “medeni”. Area yang sangat beresiko, terapit 2 aliran sungai besar di Sumber Urip, namun tetap ditinggali puluhan keluarga. Siap-siap saja terisolasi, bila jembatannya ikut ambruk dihantam lahar dingin jutaan meter kubik.

Selanjutnya Ilmu Assesment

Ini ilmu keren. Ilmunya intelijen. Ilmu menggali data dan fakta yang pasti akurat (biasa disebut A1).

Setiap relawan harus punya ilmu ini. Bukan hanya untuk mengenali dan memahami Medan. Namun benar-benar memahami seluruh dinamika, Sosio, kultural, sejarah, ekonomi, politik, lahir, batin yang terjadi di masyarakat.

Pemahaman yang benar-benar dalam. Sampai terbawa ke dalam mimpi. Verstehen, demikian istilah yang sering disebut Coach Dr. Fahmi.

Berbincang dan menyatu dengan masyarakat. Sampai-sampai, masyarakat tidak menganggap Anda orang lain. Tapi menjadi bagian dari mereka.

Yang paling singkat, untuk assesment bisa gunakan metode RRA & PRA. Yang akan membuat Anda serasa sudah hidup 40 tahun di daerah tersebut, meskipun Anda baru hadir 4 jam di sana.

So, sudah siap memenangkan program-program unggulan Anda di setiap lokasi bencana?

Jadilah seperti Khalid bin Walid, Bersiap dalam setiap keadaan (mitigasi) dan pahamilah lahir batin masyarakat (assesment).

Iqrok Wahyu Perdana

  • Koordinator KSATRIA Jatim (Kesatuan Aksi Relawan Indonesia)
  • Divisi Desa Gemilang NGG (Nusantara Gilang Gemilang)

Pentingnya Ilmu Assesment & Ilmu Mitigasi Bagi Setiap Relawan

Leave a Comment

Business Owner, Digitalpreneur,
Pemberdaya Masyarakat Desa,
Mitra Tumbuh NGO & Yayasan.

🎖️ Cert. GBC, GLC, PMBC & PTCC
🎖️ Cert. Business Coach ~BNSP

Kontak:

+62 85 - 110 - 434343

Jl. Baran Gribig, Madyopuro,
Kec. Kedungkandang
Kota Malang