Semestinya, kita semua menyadari ada 3 hal yang harus kita takar dalam diri kita…
Pertama, apakah visi hidup kita sudah cukup besar sebagaimana mkasud Tuhan menciptakan kita?
Kalau mungkin visi hidup kita hanya sekedar untuk mengejar kenikmatan dunia, merangkai jenjang karir setinggi-tingginya, serta segala kenikmatan duniawi lainnya. Setinggi dan sehebat apapun visi itu, ternyata kita masih terlalu egois, hanya berfikir tentang urusan diri kita sendiri.
Masih terlalu kecil dibandingkan Mandat dari Tuhan yang membincang peradaban. Peradaban yang akan menjadi naungan jutaan jiwa ummat manusia di muka bumi ini.
Pantas saja bila kemudian kita tak pernah tergerak lagi melakukan hal-hal gila yang tak pernah terpikirkan siapapun sebelumnya. Karena kita masih terlalu egois, seperti jutaan manusia biasa lainnya, yang hanya memikirkan tentang dirinya sendiri…
Bila Salahudin Al Ayyubi, sang pembebas Al-Aqsha itu, dilahirkan dari pernikahan sepasang mempelai dengan visi yang sangat besar, membebaskan Al-Aqsha….
Tentu, saya menyadari bahwa saya perlu mendelete berbagai macam bentuk visi yang tidak linier dengan visi peradaban dunia yang lebih baik.
Kemudian, saya harus menakar kembali…
Kedua, apakah kapasitas saya hari ini, sudah layak untuk diberikan beban-beban yang sangat berat untuk membangun peradaban?
Beban yang pernah diemban oleh Rasulullah dan 4 sahabat terbaiknya?
Beban yang pernah diemban oleh Osman Ghazi dan anak keturunannya yang pernah mengelola 2/3 dunia itu?
Beban yang pernah diemban oleh Thariq bin Ziyad di Granada, peradaban yang pernah menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dunia?
Beban yang pernah diemban oleh Raden Patah dan para wali yang mengubah wajah nusantara ini menjadi berperadaban mulia?
Apakah saya memiliki kapasitas itu?
Di titik inilah saya menangis penuh deru.
Hati yang ternyata sangat lemah ini…
Kapasitas diri yang jelas jauh di bawah standar kualitas yang diharapkan…
Serta dosa-dosa yang terus menggunung menjadi penghalang utama diri ini dari pertolongan Allah…
Apakah layak, bila peradaban dunia di akhir zaman nanti pada gilirannya dijatuhkan di atas pundak kita?
Akankah kita mampu membuat bumi ini menjadi lebih baik?
Atau sebaliknya kita lalai mengurusi jutaan ummat yang hanya akan membuat mereka semakin sengsara, berada di bawah ego kepemimpinan kita?
Laa Haula walaa quwwata Illa Billah…
Beri kami petunjuk ya Allah, kapasitas apa yang perlu kami tambah dalam diri kami, agar kami benar-benar layak jadi bagian dari para pejuang yang membangun peradaban dunia yang lebih baik…
Ktiga, kita perlu menakar upaya atau tindakan kita. Apakah setiap tindakan kita sudah relevan dengan visi hidup kita? Sudahkah tindakan kita sudah signifikan meningkatkan kapasitasa diri kita?